Sabtu, 30 Mei 2009

Si Cerdik Ulul Albab

Seorang muslim seyogyanya menyandang predikat sebagai insan ulul albab. Insan ulul albab dituntut memiliki jiwa yang tanggap terhadap lingkungannya. Pada hakikatnya menjadi insane ulul albab tidaklah mudah. Banyak sekali orang yang beranggapan bahwa menjadi insane ulul adalah hal yang mudah, bahkan tidak perlu susah-susah untuk menjadi insane ulul albab yang penting berakal.

Tetapi realisasinya tidak sepenuhnya seorang muslim bisa menyandang predikat ulul albab. Mereka kadang lupa akan keutamaan menjadi insane ulul albab. Salah satu sosok manusia yang banyak dipuji oleh Allah di dalam Al-Qur’an karena kreativitas dan aktifitasnya adalah manusia yang memiliki karakter ulul albab, yaitu mereka yang selalu berdzikir kepada Allah dan memikirkan alam ciptaan-Nya.

Pada dasarnya insan ulul albab adalah orang yang selalu sadar diri dan sadar perannya. Naquib al-Atas mengemukakan ciri-ciri ulul albab secara rinci. Ciri-ciri tersebut a.l:

  1. Senantiasa melakukan zikrullah dalam arti luas dalam segala gerak gerik dan aktivitasnya, serta bertafakkur terhadap alam ciptaan-Nya, sebagaimana disebutkan dalam surat Ali-Imran: 190

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia, Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” Ali Imran:190-191.

  1. Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu sehingga mencapai tingkat rashih (mendalam).
  2. Mampu memisahkan yang buruk (khabits) dengan baik (thayib) , kemudian dia memilih, berpihak dan mempertahankan yang baik itu meskipun sendirian.
  3. Kritis dalam mendengarkan pembicraan, pandai menimbang-nimbang ucapan, teori, proposisi ataupun dalil.
  4. bersedia mendakwahkan ilmun yang dimilikinya kepada masyarakat.
  5. tidak takut kepada siapapun, kecuali hanya kepada Allah.
  6. senantiasa ruku dan sujud pada sebagian malamnya, merintih pada Allah semata-mata hanya mengharapkan rahmat dan ridho-Nya.

Demikianlah ciri-ciri insane ulul albab yang dikemukakan oleh Naquib al-Atas. Tujuh ciri-ciri insane ulul albab di atas bisa menjadi patokan bagi kita untuk menjadi insan ulul albab. Tidak menutup kemungkinan bahwa ciri-ciri itu bisa mengantarkan kita muslim negarawan menuju insan ulul albab. Mengingat bahwa kedudukan insan ulul albab di mata Allah cukup signifikan.

Hal ini menjadi tantangan besar bagi muslim negarawan, dimana mereka perlu memililki ciri-ciri tersebut untuk menuju insan ulul albab. Hiruk pikuk dunia kampus yang mana terdapat banyak sekali organisasi yang menawarkan berbagai visi dan misi untuk peubahan yang lebih baik. Akan tetapi pada realisasinya tidak sedikit yang justru membawa kepada keburukan.

Di sinilah peran penting muslim negarawan, dengan konsep-konsep kepemimpinannya yang ditawarkan guna menghasilkan pemimpin yang membawa perubahan ke arah yang lebih baik, siap memikul tanggung jawab besar terhadap apa yang diamanatkan nantinya. Muslim negarawan memiliki ciri kepemimpinan yang tangguh a.l:

  1. Pemahaman agama yang mendalam.
  2. Idealis dan konsisten
  3. Ilmu yang luas dan pemikiran yang mantap
  4. Terlibat langsung dalam pemecahan masalah umat
  5. Menjadi perekat berbagai komponen demi kemajuan bersanma

Lima ciri kepemimpinan di atas menjadi modal besar bagi muslim negarawan untuk menuju insan ulul albab.